Tinta Kehidupanku Telah Habis



Pagi itu aku terbangun dengan sendirinya, kulihat jam di sampingku sedang menunjukan pukul 3 pagi. aku tak tau kenapa akhir2 ini aku  terbangun tepat jam tiga pagi. aku kembali memutar memori ku berlawanan searah jarum jam. dan aku mulai teringat, jam tiga tepat dimana biasanya aku menelfon arin. tapi kini aku hanya bisa terdiam saat aku terbangun tepat pukul tiga malam. sampai sekarang aku tak tau  apa maksut dan tujuan arin bersikap dingin seperti ini padaku. dan aku sudah kehabisan akal harus bagaimana lagi untuk mencari alasan mengapa ia tega melakukan ini kepadaku. segera mungkin aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. dan aku memukul2 kepalaku agar aku tidak mengingat semua itu.

kulirik hp ku yang sedang bersantai di atas meja, aku tak tau kenapa penglihatanku selalu mengarah ke benda itu. ku ambil hp ku dengan segera, aku tak mengerti apa maksut dari semua ini. jari tangan ku tak henti menekan tombol kontak dan berarah ke suatu nama yang sangat hafal ku lihat bentuk hurufnya. Arin, ya Arin. tanpa pikir panjang aku langsung menekan tombol hijau di hp ku. ya, aku rasa aku harus segera bicara padanya. untuk mencari alasan dari semua ini.
dering hp masih ku dengarkan, sudah tiga kali aku mencoba dan itu semua tidak ada hasil yang memuaskan. aku memutuskan untuk mencoba sekali lagi. aku yakin Arin belum tidur, ntah mengapa keyakinanku sungguh kuat. aku harap ia akan menerima panggilan dariku ini. dan sekarang aku mendengar suara lembut dari jauh sana "halo" detak jantungku begitu berdegup kencang saat aku mendengar suara lembut itu kembali. aku harap disini arin mau memberitahuku.
"arin, maaf kalau aku mengganggumu tidur tapi aku butuh bicara denganmu" sambar ku tanpa henti.
"apa yang mau kau bicarakan?" terdengar hembusan nafas yang dalam dari seberang,
"aku hanya ingin kau..." terdengar suara lembut yang memotong omonganku, aku hanya terdiam dan mendengarkan omongan itu dengan hikmat
"kau hanya ingin aku menjelaskan akan sikapku? apa itu penting? lagi pula kau akan tahu sendiri suatu saat nanti". aku sangat terkejut mendengar kata2 arin yang sangat menusuk di dadaku. belum pernah arin berkata sekeras ini padaku.
 "arin, kamu tolong dengarkan aku. aku tau jelas kamu itu gimana, karna kita udah lama bersama. aku hafal gimana kamu, kemana arin yang dulu?". suasana hening mulai terasa, aku merasa kata2 ku telah menyakitkan hatinya, karena aku terdengar isakan tangis dari jauh sana, aku yakin kalau arin sedang menangis.
 "arin, maafkan aku. aku tidak ingin kau menangis. yasudah jika kau tdk bisa menjelaskan padaku tidak apa2. maaf kan aku sudah melukai hatimu. arin.." ku tarik nafas dalam2 untuk melanjutkan kata2 terakhirku.
 "aku sayang kamu, maafkan aku jika aku telah menyakitimu. ya kamu benar mungkin suatu saat aku akan dapat jawaban dari semua ini. jaga dirimu baik2 aku tdk akan pernah bisa melupakanmu. selamat malam"
aku rasa inilah malam terakhirku untuk bicara dengan arin. Aku sangat menyayanginya. Aku tak mengerti kenapa ia tega berbuat ini. Tapi, setiap perbuatan pastilah ada alasan. Ya aku harap aku bisa mendapatkan alasan yang sebenarnya. Tanpa terasa air mata menetes di pipiku. Aku teringat kata2 mama  sewaktu aku masih kecil. Anak laki2 dilarang keras untuk mengeluarkan air mata. Karena anak laki2 harus menjadi seseorang yang kuat. Tapi aku tidak perduli kata2 itu untuk malam ini. Aku rasa ini adalah malam yang sangat menyakitkan bagiku. Aku tak tahan lagi untuk melanjutkan kehidupanku ini.

~*~

Tanpa ku sadari jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Aku tertidur setelah kejadian malam tadi, aku merasa kepala ku sangat berat, sakit sekali rasanya. Ingin rasanya aku tidak kuliah, tapi aku harus datang karna ini ospek hari pertama ku di kampus.
Kemarin, bik yati membantuku untuk menyiapkan peralatan yang ku gunakan untuk hari ini. Bik yati adalah pembantu dirumah ku, ia sangat rajin, ligat, dan aku sangat sayang dengannya. Aku telah menganggap bik yati sebagai ibu ku sendiri. Terkadang jika aku kangen mama ku, aku cerita dengan bik yati. Dengan bik yati lah aku bias merasakan sedikit kasih sayang dari seorang ibu. Karna orang tua ku telah bercerai sejak aku kelas 3 sekolah dasar. Saat itu aku masih terlalu kecil untuk mengerti arti dari sebuah perpisahan. Tapi sekarang sakit rasanya jika aku melihat anak2 yang bisa merasakan dan mendapatkan kasih sayang penuh dari keluarganya. Tapi aku bersyukur Allah mengirimkanku bik yati.
Aku berkumpul bersama anak2 baru yang lainnya. Mengenakan seragam serta perabotan yang sama dengan mereka. aku bahagia dengan hari ini. Tapi kebahagiaanku berkurang karna tidak ada Arin lagi disampingku.
Dari kejauhan aku melihat Virgo sepupuku. Dia satu tahun di atas aku. Aku segera pergi ke arahnya, dan menyapa dengan hangat saudara ku itu. Tapi apa yang salah dengan kehadiranku disini.  Virgo dan teman2nya melihatku dengan tatapan sinis. Tidak ada satupun senyuman yang dilemparkan kepada ku.
“mau ngapain kesini?” aku terkejut mendengar sapaan Virgo begitu tajam kepadaku. Aku merasa aku sama sekali tidak mempunyai kesalahan, tapi mengapa sambutan itu keluar dengan kata2 yang tidak mengenakan. Tanpa ku sadari satu tumbukan melayang di wajahku, aku terdiam tak mengerti akan semua ini
 “maksut kamu apa go? Apa aku salah menegurmu?” virgo menjawab pertanyaanku dengan pukulan diwajahku dan tendangan diperutku, hingga aku terjatuh karnanya.
“maksutnya apa go? Apa salahku? Omongin baik2” aku berusaha berdiri sambil memegang bagian badanku yang sakit. Dan kali ini Virgo hendak melayangkan satu pukulan kembali dan aku berhasil menahannya. Dan inilah kali pertamanya aku bertengkar hebat dengan Virgo. Dan aku tidak tau apa sebabnya. Akupun bergi meninggalkan Virgo dan teman2nya dengan penuh amarah dan tanda Tanya besar. Virgo saudaraku tiba2 menghajarku tanpa alasan yang ia keluarkan. Itu sangat jadi pertanyaan besar bagiku.
Waktu istirahat pun tiba, beberapa jam lagi kami akan diperbolehkan pulang. Semua mahasiswa baru bergerombol saling bercerita. Aku hanya duduk sendiri dengan sebuah minuman di depanku. Aku masih memikirkan apa yang terjadi dengan Virgo. Sampai ia melakukan ini semua. Ia tidak pernah seperti ini kepadaku. Aku merasakan nyeri di sekujur tubuhku. Ku pegangi bagian tubuhku yang sakit. Aku tak tahan menahan rasa sakit ini, tanpa terkecuali rasa sakit di kepalaku, akhir2 ini aku memang sering sakit kepala, tapi mungkin ini hanya karna banyak pikiran saja.
“’kamu baik2 saja kan?” ku dengar suara wanita disampingku, ku lihat siapa wanita itu ternyata arin. Aku sangat terkejut. Rasanya rasa sakit di badan ku hilang seketikan ketika arin disampingku.
 “aku gak apa2 kok rin” ku jawab pertanyaan arin dengan senyuman ku yang sebagus mungkin”. Ku lihat tatapan arin begitu tajam ke arahku.
 “baguslah, aku harus memberi tahumu sekarang agar kau tdk bertanya2 lagi”. Aku sedikit mengerti maksut pembicaraan arin kali ini.
 “oh jadi kamu mau memberiku alasan?” arin hanya menjawab dengan anggukan kecil, arin menangis sebelum menjawabnya. Dan ia segera bicara sambil terisak tangis
“maafkan aku, virgo menghajarmu karna aku” aku terkejut mendengar nya, dan aku sedikit tak mengerti virgo dan arin tdk pernah ku kenalkan. Dan mereka tdk pernal kenal.
“maksut kamu apa arin?” ku tatap mata arin lekat2
“aaa..aakuu..aku udh jadian sama virgo, maafkan aku ren, aku sayang kamu tap..tapii aaahhh” jawab arin dengan isakannya
“apa?? Jadi kamu mutusin aku karna itu? Arin, kamu sayang aku. Tapi kenapa kamu ngelakuin ini?” aku merasa level emosiku sudah membludak.
 “aku gak tau ren, aku bodoh, aku takut dengan virgo, aku takut kalau ak tdk nerima dy aku takut kamu yang jadi sasaran. Maafkan aku ren” aku menahan air mataku yang sedikit lagi jika ku kedipkan mataku air mataku akan terjatuh. Aku merasa semua kehabagiaanku hilang. Keluarga ku hancur, orang yang ku cintai kini sudah tdk milik ku lg. lagi pula aku harus menghormati virgo sebagai saudaraku. Dengan kata lain aku harus mengikhlaskannya.
“kamu jangan menyalahkan diri kamu seperti ini. Aku sayang kamu arin, aku gak mau ngeliat kamu harus sedih seperti ini. Aku sudah biasa merasakan seperti ini. Mulai sekarang lupakan aku. kamu sudah milik virgo. Kalau kamu butuh ak kamu bisa hubungin aku, aku akan selalu ada buat kamu. Aku sayang kamu. Trimakasih sudah jdi bintang di kedupanku. dan sekarang Jadilah bintang di kehidupan virgo. Aku dan virgo sama. Kamu bersaudara. Kamu ingat itu arin. Tetaplah seperti arin yang ku kenal. Yang tidak pernah bersedih” aku berusaha tegar aku merasa akan lebih sakit jika orang yang kita sayang menangis dihadapan kita.
“maafkan aku ren” aku tersenyum dan kemudian meninggalkan arin.

~*~

*SETAHUN KEMUDIAN*

  Aku sudah mulai terbiasa dengan tidak adanya arin di kehidupanku. Tapi terkadang, rasa sakit menghampiriku ketika aku melihat arin bersama virgo. Aku taak mengerti, aku tersenyum tetapi hatiku masih manangis. Aku benci mengingat kenangan ku bersama arin. Dan aku benci jika ingatan itu terlintas di pikiranku. Aku harus belajar mengikhlaskannya.
“aaaahhkkcc” teriak ku tanpa sadar sambil memegang dan menarik2 kuat rambutku. Ahh kepala ku kambuh lagi sakit sekali rasanya. Tidak sanggup aku menahannya. Tiba2 bik yati berlari dari dapus bertanya cemas knpa ku “knpa ren? Sebentar bibik panggilkan taxi kita kerumah sakit ya.” Aku memberikan isyarat tidak kepada bik yati, tetapi bik yati sudah pergi. Ia begitu kawatir dengan keadaanku. Tdk begitu lama bik yati membopongku ke dalam taxi. Aku dan bik yati segera ke rumah sakit.
Dokter telah memeriksa apa penyebab sakit kepala ku ini. Aku menganggap ini biasa saja. Mungkin karena kecapekan mikir tugas2 kuliah. Aku dengan santai menunggu hasil test ku sambil mendengarkan music. Sedangkan bik yati dengan cemas  menunggu hasil test itu.
“jangan terlalu lebay gitu lah bik, aku gak kenapa2 kok”ucapku.
“ iya ren, mudah2an kamu gak kenapa2. Bibik sayang sama reno”. Aku terdiam mendengarnya. Aku ingin papa dan mama mengucapkan itu ke aku, tapi mungkin aku gak pantas untuk mendapatkan ucapan itu dari mereka.
Dokterpun keluar dari ruangannya membawa sebuah map hasil test ku. Bik yati segera menghampiri dokter dengan sigap. Aku hanya melihatnya acuh sambil kembali santai mendengarkan musiku. Tiba2 bik yati menangis melihat hasil test ku. Ia menghampiriku dan memelukku erat dengan tangisannya. Aku bingung dengan semua ini. Kemudian ku lihat hasil test itu dan ternyata aku mengidap kanker otak stadium akhir. Aku sangat terkejut, aku tdk bisa berkata apa pun, aku menangis, seluruh tubuhku terasa mati rasa, aku terjatuh, aku tak tau harus bagaimana menjalankan sisa2 hidupku.
Sesampainya dirumah aku hanya bisa terbaring lemas di kamarku, bik yati segera membuatkanku resep2 dari dokter yang ia dapatkan tadi. Aku merasa hidupku begitu singkat. Aku ingin merasakan kebahagiaan yang utuh. Kenapa begitu sulit aku mendapatkan semua itu ? semahal apa kehbahagiaan itu? aku harus berusaha membuat orang yang kucintai merasa bahagia. Walaupun aku tdk merasakan bahagia itu, tapi aku dapat membuat mereka bahagia di sisa hidupku ini.
Aku berjalan menuju ruang tamu. Kulihat bik yati sedang berbicara dengan wanita paruh baya di hadapannya. Aku cukup mengenali wanita itu. dia orangtua virgo sepupuku. Ntah apa tujuan nya aku tak peduli.
Aku kembali ke kamarku dengan membawa semangkuk sup. Aku merasa badanku begitu lelah, untung saja bik yati membuatkanku sup kesukaanku. Ku lihat hp ku yang tergeletak di atas kasur. Aku meihat tiga panggilan yang tak terjawab. Dan ternyata arin, setahun sudah dia tidak menghubungiku dan kini ia menelfonku. Ada apa ini??? Ku coba menelfon dia kembali dan sama sekali tidak ada jawaban.
Kembali hp ku bordering dan ku baca di layar hp ku arin tengah menlfonku. Ku tekan tombol berwarna hijau di hp ku. Ku dengarkan suaranya perlahan. Aku mendengar sepertinya ia sedang menangis
“arin, kamu kenapa menangis? “ tanyaku tanpa basa-basi. 
 “aku kangen kamu” mendengar alasannya aku langsung tertawa
“kenapa kau menertawaiku” seketikan aku tawa ku terhenti
“oh tidak, aneh aja kamu nangis Cuma kangen aku. Lagian kamu udh milik virgo, gak baik seperti itu” ku lanjutkan perkataanku
“ehm jangan kamu dengarkan perkataanku, maksutku jika kamu kangen aku, datanglah kerumahku. Aku akan menjemputmu sekarang ya” aku merasa salah tingkah di depannya.
“ya aku tunggu kau”’ dengan segera aku meninggalkan sup kesayanganku untuk menjemput arin terlebih dahulu. Aku pergi tanpa berpamitan dengan bik yati, karna jika aku pamit dengannya ia pasti tidak akan mengizinkanku.
Ku tekan bel yang ada di depanku. Dengan cepatnya arin membukakan pintu untukku. Aku tersenyum kpd nya “ayo” dia memerhatikanku begitu tajam tanpa senyuman.
“kamu kenapa arin? Ayo” ajak ku sekali lagi
 “kamu sakit?muka mu begitu pujat, kulihat tubuhmu tdk fit” aku berusaha menutupi apa yang ku alami skrg, karna aku tak mau arin mengasihaniku.
 “ah tidak, aku biasa aja, percayalah” kututupi akhir kalimat ku dengan senyum yang meyakinkan.
Sesampainya dirumahku aku mengajak arin nnton .
 “rin, aku tinggal sebentar ya. Aku akan mengambilkan kamu sup” arin menjawab dengan anggukan kecil. Saat aku kembali ku lihat arin sedang memegang suatu kertas.
“apa yang kamu baca rin?” tanyaku
 “oh ini Cuma struk belanja kamu aja” jawabnya. Aku harap dy tdk membuka dan membaca hasil test ku, ak tidak mau dia mengetahui semua ini.
“rin, kenapa diam? Kamu tidak suka?” tanyaku
 “suka kok, enak pasti bik yati yang masak” itu sudah pasti. Hehe

Tanpa ku sadari virgo datang kerumahku, dan tampaknya ia akan marah besar kpd ku.
“hey kau pecundang, jangan kau ganggu arin” aku melihat arin ketakutan, dan kubisikan kecil kpd arin  saat aku akan berdiri
“jangan takut, aku akan melindungimu” aku bergegas menuju tempat dimana virgo berdiri.
 “sabar virgo, aku yang menelfon arin karna aku kangen dengannya, maka ku jemput dy dan kubawa kesini”  aku melihat luapan emosi di mata virgo tampak jelas dan tanpa ku sadari virgo menghajarku untuk yang kedua kalianya. Aku tak bisa berbuat apa2, aku tak sanggup melawannya akuhanya terdiam. Melihat tidak ada reaksi dariku virgo diam hanya bisa melihatku. Aku menolehkan pandanganku ke arin. Aku melihat dia menangis. aku benci melihat dia menangis. ku lihat di sampingnya bik yati pun nangis. Ya allah kenapa wanita2 ini.
“virgo!!! Aku tdk suka dengan caramu” arin segera menarik tangan virgo keluar rumahku dan kemudian mereka meninggalkanku. Bik yati kemudian membopongku ke kamarku. Dan kemudian aku merasakan jiwaku melayang jauh, dan aku terlelap.

~*~

Aku terbangun dari tidurku ku buka mataku dan aku melihat aku berada di tempat yang berbeda, aku mengenakan berbagai macam alat2 yang tidak ku ketahui fungsinya. Aku melihat orang2 disekelilingku. Sereka semua tersenyum kepadaku dengan air mata dipipinya.
“mama,papa,arin,bibik,virgo” ku sebutkan masing2 dari mereka.
 “aku dimana? Kalian kenapa menangis?” bik yati kemudian menjelaskan bahwa aku tidak sadarkan diri dua hari.
“kenapa mama dan papa disini?” aku heran dan aneh melihat mereka ada dihadapanku.
“maafkan mama dan papa ren, kami sayang reno” ucap mama sambil menangis. aku hanya tersenyum mendengar kata2 dari mama
 “ya, ternyata kebahagiaan itu mahal. Reno udh senang bgt bisa melihat mama dan papa di depan reno. Ya memang mahal kebahagiaan itu. reno harus dengan kondisi seperti ini dulu baru reno bisa ngerasain ini” mendengar ucapanku mama dan papa menangis. aku gak tau mereka hanya sekedar sandiwara atau apa ntah lah. Ku pandang disudut sana virgo sedang menangis, aku gak tau apa maksut dia menangis disini. Aku gak perduli.
 “arin” ku panggil arin dengan suara lirih. Dan arin pun menghampiriku
“jangan menangis J” ku ucapkan sambil aku tersenyum agar arin tdk menangis
“kamu harus kuat ren, maafkan aku aku gakbisa disamping kamu saat kamu sakit” .
“gpp rin, makasih udh mau nemanin aku nonton, aku sayang kamu. Jaga hubungan kamu dengan virgo” ku tatap seluruh orang diruangan itu satu per satu. Merekalah yang telah member warna dan menggoreskan bermacam2 tinta di buku perjalanan ku.
“semuanya , reno sayang kalian. Reno capek, reno mau tidur dulu. Jangan lupain reno” aku menutup mataku dan aku merasakan jiwaku melayang terbang ntah kemana arahnya. Ku lihat orang2 yang menangis dari ketinggian. Aku sangat menyayangi mereka .


~selesai~


Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

4 komentar:

  1. Reno yang Malang. Akhirnya bisa merasakan kebahagiaan walau akhirnya meninggal :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh baru buka blog wak.. Cerita lama baru diupload jaja.

      Delete

eeitss.. Jangan lupa tinggalkan jejak komentarmu ya :)